Sabtu, 12 Januari 2013

Pakan itik Fase Starter


Masa pemeliharaan itik periode awal (starter) adalah masa paling menentukan, bagaimana tidak kalau sampai kita salah dalam menerapkan manajemen pemeliharaan pada umur tersebut akan bisa berbuntut panjang.  Buntut panjang yang kita maksud seperti laju pertumbuhan yang kurang maksimal, tidak bisa berproduksi pada umur yang diharapkan, tingkat produksi telur yang rendah dan bahkan umur produksi telurnya pendek. Oleh karena itu dengan sedikit berbekal pengetahuan tentang pakan itik fase starter tentu tidak ada salahnya.
 
Kita ketahui bersama fungsi pakan pada makhluk hidup terutama ternak adalah sebagai penghasil energy. Setelah energy terbentuk maka akan dipergukan untuk memenuhi kebutuhan pokoknya (memelihara jaringan tubuh), kalau ada kelebihan energy akan dipergunakan untuk berproduksi (telur dan daging) dan bereproduksi. Pemberian pakan pada anak itik (DOD) masih disalurkan untuk kebutuhan pokoknya yaitu tumbuh dan berkembang, sehingga kalau kebutuhan pakan pada periode starter  terpenuhi dengan baik maka pembentukan dan pertumbuhan jaringan tubuh (kulit, daging, otot dan tulang) akan berjalan dengan baik pula.

Pakan untuk anak itik periode starter baik untuk itik jantan tujuan pedaging atau itik betina tujuan petelur adalah sama, yang menjadikan sedikit berbeda antara itik pedaging dan itik petelur adalah ketika itik tersebut memasuki umur 60 hari. Pada pemeliharaan itik jantan maka umur tersebut bisa dikatakan sebagai fase finisher bahkan di beberapa tempat pemeliharaan itik jantan hanya 35-40 hari sudah bisa mencapai berat 1-1,3 kg. Sedangkan pada pemeliharaan itik betina umur tersebut baru dikatakan menginjak fase grower .
Perlu diketahui bahwa persyaratan mutu standar kebutuhan pakan anak itik untuk fase starter adalah sebagai berikut : protein kasar 20%-22%, energy metabolisme 2900-3000 kkal/kg, lemak 3,5%, serat kasar 4-7%, kalsium 0.6-1.06%. Tingginya kebutuhan kadar protein dalam pakan anak itik dikarenakan pada masa ini anak itik membutuhkan nutrisi untuk tumbuh dan berkembang guna menunjang perkembangan jaringan tubuhnya serta untuk menjaga ketahanan tubuh dalam menyesuaikan diri dengan keadaan lingkungan yang baru, baik karena cuaca dingin maupun panas atau karena pindah kandang (membeli bibit dari tempat lain).

Mungkin dikarenakan ketidaktahuan atau apalah istilahnya, kadang ada peternak yang hanya memberikan pakan ala kadarnya saja sejak umur DOD seperti dedak saja, dedak+nasi kering, atau hanya limbah dapur. Sebenarnya tidak masalah, akan tetapi anak itik akan mengalami pertumbuhan yang lambat dan ini tentunya tidak efisien untuk usaha pembesaran. Maksud hati ingin berhemat akan tetapi secara tidak sadar bahwa anda sudah menanam pemborosan waktu. Ingat bahwa prinsip usaha penggemukan adalah bagaimana mendapatkan berat badan ideal pada umur yang singkat. Kiranya kita perlu menghitung ulang tingkat efisiensi antara pemberian pakan yang sedikit mahal dalam waktu yang lebih pendek dengan pemberian  pakan yang murahan tapi dalam jangka waktu lebih lama. Coba anda hitung dan bandingkan kembali!!!

Ragam cara pemberian pakan pada anak itik :

Cara pemberian basah
Cara pemberian pakan secara basah yaitu pakan itik yang berupa konsentrat dicampur dengan air. Keadaan atau bentuk pakan setelah dicampur dengan air adalah pakan tersebut tidak sampai mengeluarkan air kalau kita peras (mamel=jawa). Ada sedikit catatan kalau kita menggunakan pakan basah yaitu frekuensi pemberian pakan haruslah ditingkatkan. Karena pakan bentuk basah gampang mengundang bibit penyakit terutama jamur. Makanya pemberian nya mesti sedikit-sedikit tapi langsung habis.

Cara pemberian kering
Cara pemberian pakan kering adalah bahan pakan yang ada semisal pakan konsentrat langsung kita berikan begitu saja. Memang cara ini terlihat praktis dan lebih aman akan tetapi bagi ternak sendiri sepertinya kurang bisa menikmati sajian tersebut. Dan kalau kita perhatikan maka banyak pakan yang terbuang karena bentuk anatomi paruh itik/bebek berbeda dengan paruh ayam. Kalau kita memilih cara ini maka tempat minum jangan diletakkan berjauhan karena anak itik yang diberi pakan dengan cara ini perlu segera minum.

Terlepas dari cara pemberian pakan, maka menurut kami yang paling praktis adalah menggunakan pakan konsentrat buatan pabrik (maaf bukan promosi), karena standar nutirisi pakan konsentrat buatan pabrik sudah sesuai dengan kebutuhan ternak. Kalau anda protes tentang harga pakan pabrik yang mahal, memang begitulah keadaannya. Pemerintah saja tidak kuasa mengendalikan harga pakan ternak apalagi kita. Harga pakan pabrik kadang dikendalikan oleh bahan-bahan yang masih impor akan tetapi standar naik-turun nya harga belum pernah kita temukan apa pastinya. Salah satu cara agar pakan yang kita berikan bisa lebih efisien adalah dengan mengupayakan sedemikian rupa agar pakan tidak banyak yang terbuang.  Bisa dengan memilih salah satu cara pemberian pakan, memilih bentuk wadah pakan yang tepat, dan usaha pengontrolan pemberian pakan.

Pemberian pakan konsentrat buatan pabrik disarankan sampai umur 3 minggu, setelah itu pakan bisa diganti berupa campuran pakan konsentrat dengan dedak atau pakan alternatif lainnya. Mengapa mesti pakan konsentrat? Karena pemberian pakan konsentrat sangat mudah dan anda tidak perlu repot-repot lagi untuk menghitung kebutuhan nutrisinya segala. Kegiatan anda yang terpenting pada umur ini adalah kita berkonsentrasi terhadap keadaan/kondisi DOD karena pada umur ini rawan terhadap kematian. Pergunakanlah waktu anda untuk memperhatikan dengan seksama tingkah laku DOD, begitu muncul masalah (penyakit atau lainnya) segera atasi dan jangan biarkan masalah berlarut. Kalaupun anda mencampur pakan untuk pakan DOD belum tentu komposisi nutrisi sudah tepat, malah efek dari pencampuran pakan yang tidak tepat siap menanti dan menjadi masalah bagi anda nantinya.

Saran : Setelah lepas masa starter dan agar tercapai nilai ekonomis, harga pakan yang selama ini menjadi kendala dapat ditekan serendah mungkin dengan pemanfaatan bahan-bahan yang mudah didapat, murah harganya  dan nilai gizi yang cukup tinggi. Misalnya protein yang di dapat secara murah, yakni melalui pemanfaatan limbah-limbah hasil kelautan atau tambak, daging bekicot, limbah industry pengolahan ikan dan lain-lain. Bisa juga dengan menambahkan enzym-enzym pencernaan agar didapatkan pertumbuhan yang lebih cepat. Semoga bermanfaat* (SP.t)

sumber : www.sentralternak.com

Teknik Beternak Ayam Kampung


Mengubah sistem beternak ayam kampung dari sistem ekstensif  ke sistem semi intensif atau intensif memang tidak mudah, apalagi cara beternak sistem tradisional (ekstensif) sudah mendarah daging di masyarakat kita.
Akan tetapi kalau dilihat nilai kemanfaatan dan hasil yang dicapai tentu akan menjadi faktor pendorong tersendiri untuk mencoba beternak dengan sistem intensif. Untuk mendapatkan hasil yang optimal dalam usaha beternak ayam kampung, maka perlu kiranya memperhatikan beberapa hal berikut :
1. Bibit 
Bibit mempunyai kontribusi sebesar 30% dalam keberhasilan suatu usaha peternakan. Bibit ayam kampung (DOC) dapat diperoleh dengan cara : dengan membeli DOC ayam kampung langsung dari pembibit, membeli telur tetas dan menetaskannya sendiri, atau membeli indukan untuk menghasilkan telur tetas kemudian ditetaskan sendiri baik secara alami atau dengan bantuan mesin penetas. Kami tidak akan menguraikan sisi negatip dan positif cara mendapatkan DOC ayam kampung karena akan memerlukan halaman yang panjang nantinya. Secara singkat DOC ayam kampung yang sehat dan baik mempunyai kriteria sebagai berikut : dapat berdiri tegap, sehat dan tidak cacat, mata bersinar, pusar terserap sempurna, bulu bersih dan mengkilap, tanggal menetas tidak lebih lambat atau cepat.
2. Pakan
Kita ketahui bersama bahwa pakan mempunyai kontribusi sebesar 30% dalam keberhasilan suatu usaha. Pakan untuk ayam kampung pedaging sebenarnya sangat fleksibel dan tidak serumit kalau kita beternak ayam pedaging, petelur atau puyuh sekalipun. Bahan pakan yang bisa diberikan antara lain : konsentrat, dedak, jagung, pakan alternatif seperti sisa dapur/warung, roti BS, mie instant remuk, bihun BS, dan lain sebagainya. Yang terpenting dalam menyusun atau memberikan ransum adalah kita tetap memperhatikan kebutuhan nutrisi ayam kampung yaitu protein kasar (PK) sebesar 12% dan energi metabolis (EM) sebesar 2500 Kkal/kg.
Jumlah pakan yang diberikan sesuai tingkatan umur adalah sebagai berikut :
  • 7 gram/per hari sampai umur 1 minggu
  • 19 gram/per hari sampai umur 2 minggu
  • 34 gram/per hari sampai umur 3 minggu
  • 47 gram/per hari sampai umur 4 minggu
  • 58 gram/per hari sampai umur 5 minggu
  • 66 gram/per hari sampai umur 6 minggu
  • 72 gram/per hari sampai umur 7 minggu
  • 74 gram/per hari sampai umur 8 minggu
Sedangkan air diberikan secara ad libitum (tak terbatas) dan pada tahap-tahap awal pemeliharaan perlu dicampur dengan vitamin+antibiotika.
3. Perkandangan
Syarat kandang yang baik : jarak kandang dengan permukiman minimal 5 m, tidak lembab, sinar matahari pagi dapat masuk dan sirkulasi udara cukup baik. Sebaiknya memilih lokasi yang agak rindang dan terhalangi oleh bangunan atau tembok lain agar angin tidak berhembus langsung ke dalam kandang.
Penyucihamaan kandang dan peralatannya dilakukan secara teratur sebagai usaha biosecurity dengan menggunakan desinfektan yang tepat dan tidak membahayakan bagi ternak itu sendiri. Banyak pilihan jenis desinfektan yang ditawarkan oleh berbagai produsen pembuatan obat.
Ukuran kandang : tidak ada ukuran standar kandang yang ideal, akan tetapi ada anjuran sebaiknya lebar kandang antara 4-8 m dan panjang kandang tidak lebih dari 70 m. Yang perlu mendapat perhatian adalah daya tampung atau kapasitas kandang. Tiap meter persegi sebaiknya diisi antara 45-55 ekor DOC ayam kampung sampai umur 2 minggu, kemudian jumlahnya dikurangi sesuai dengan bertambahnya umur ayam.
Bentuk kandang yang dianjurkan adalah bentuk postal dengan lantai yang dilapisi litter yang terdiri dari campuran sekam, serbuk gergaji dan kapur setebal ± 15 cm. Model atap monitor yang terdiri dari dua sisi dengan bagian puncaknya ada lubang sebagai ventilasi dan bahan atap menggunakan genteng atau asbes.
Pemeliharaan ayam kampung di bagi dalam dua fase yaitu fase starter (umur 1-4 minggu) dan fase finisher (umur 5-8 minggu). Pada fase starter biasanya digunakan kandang bok (dengan pemanas) bisa bok khusus atau juga kandang postal yang diberi pagar. Suhu dalam kandang bok biasanya berkisar antara 30-32°C. Pada fase finisher digunakan kandang ren atau postal seperti model pemeliharaan ayam broiler.
4. Manajemen Pemeliharaan
Manajemen atau tatalaksana pemeliharaan memegang peranan tertinggi dalam keberhasilan suatu usaha peternakan yaitu sekitar 40%. Bibit berkualitas serta pakan yang berkualitas belum tentu memberikan jaminan keberhasilan suatu usaha apabila manajemen pemeliharaan yang diterapkan tidak tepat. Sistem pemeliharaan pada ayam kampung bisa dilakukan dengan 3 cara yaitu :
  • Ekstensif /tradisional (diumbar), tanpa ada kontrol pakan dan kesehatan
  • Semi intensif (disediakan kandang dengan halaman berpagar), ada kontrol pakan dan kesehatan ternak akan tetapi tidak ketat
  • Intensif (dikandangkan seperti ayam ras), ada kontrol pakan dan kesehatan dengan ketat
Model pemeliharaan ayam kampung secara intensif lebih disarankan dari yang lainnya terutama dalam hal kontrol penyakit. Sebenarnya masih banyak lagi manfaat dari cara beternak secara intensif, akan tetapi kami tidak dapat menguraikannya di sini.
5. Pengendalian Penyakit
Hal yang tak kalah pentingnya adalah pengendalian penyakit. Kita semua akan setuju dengan statement“mencegah lebih baik daripada mengobati”. Pencegahan penyakit dapat dilakukan dengan tindakan antara lain :
  1. Menjaga sanitasi lingkungan kandang, peralatan kandang dan manusianya
  2. Pemberian pakan yang fresh dan sesuai kebutuhan ternak
  3. Melakukan vaksinasi secara teratur
  4. Pemilihan lokasi peternakan di daerah yang bebas penyakit
  5. Manajemen pemeliharaan yang baik
  6. Kontrol terhadap binatang lain
Berikut kami uraikan sedikit beberapa jenis penyakit yang kerap menyerang ayam kampung :
a. Tetelo (ND)
Penyebab : paramyxivirus
Gejala : ngorok dan batuk-batuk, gemetaran, kepala berputar-putar, kelumpuhan pada kaki dan sayap, kotoran berwarna putih kehijauan.
Pencegahan : vaksinasi secara teratur, sanitasi kandang, terhadap ayam yang terkena ND maka harus dibakar.
Pengobatan : belum ada
b. Gumboro (gumboro disease)
Penyebab : virus
Gejala : ayam tiba-tiba sakit dan gemetar serta bulu-bulunya berdiri, sangat lesu, lemah dan malas bergerak, diare putih di sekitar anus.
Pencegahan : vaksinasi teratur dan menjaga sanitasi kandang
Pengobatan : belum ada
c. Penyakit cacing ayam (worm disease)
Penyebab : Cacing
Gejala : pertumbuhan terhambat, kurang aktif, bulu kelihatan kusam.
Pencegahan : pemberian obat cacing secara berkala, sanitasi kandang yang baik, penggantian litter kandang secara berkala, dan mencegah serangga yang dapat menjadi induk semang perantara.
Pengobatan : pemberian obat cacing seperti pipedon-x liquid, sulfaquinoxalin, sulfamezatin, sulfamerazin, piperazin dan lain sebagainya
d. Berak kapur (Pullorum)
Penyebab : Bakteri Salmonella pullorum
Gejala : anak ayam bergerombol di bawah pemanas, kepala menunduk, kotoran melekat pada bulu-bulu disekitar anus
Pencegahan : mengusahakan induk terbebas dari penyakit ini, fumigasi yang tepat pada mesin penetas dan kandang
Pengobatan : noxal, quinoxalin 4, coxalin, neo terramycyn  atau lainnya
e. Berak darah (Coccidiosis)
Penyebab : protozoa Eimeria sp.
Gejala : anak ayam terlihat sangat lesu, sayap terkulai, kotoran encer yang warnanya coklat campur darah, bulu-bulu disekitar anus kotor, ayam bergerombol di tepi atau sudut kandang.
Pencegahan : mengusahakan sanitasi yang baik dan sirkulasi udara yang baik pula atau bisa juga dengan pemberian coccidiostat pada makanan sesuai takaran
Pengobatan : noxal, sulfaquinoksalin, diklazuril atau lainnya


6. Pasca Panen dan Pemasaran
Pemasaran ayam kampung pada dasarnya mudah karena disamping jumlah permintaan yang tinggi, harga ayam kampung masih tergolong tinggi dan stabil, sedang produksi masih terbatas. Ayam kampung dapat dijual dalam bentuk hidup atau sudah dipotong (karkas). Rumah tangga, pengepul ayam, pasar tradisional, warung, supermarket sampai hotel berbintang membutuhkan pasokan ayam kampung ini. Harga ayam kampung hidup berkisar antara Rp 19.000 - Rp 22.000/ekor di tingkat peternak.
7. Pengelolaan Produksi
Sebagai seorang peternak yang profesional maka perlu untuk menjaga agar produksi yang kita lakukan dapat memenuhi standar kualitas dan kontinuitas produk. Maka diperlukan pengelolaan atau pengaturan produksi agar usaha kita dapat berproduksi secara kontinyu. Untuk kekontinuitasan usaha perlu pengaturan dan penjadwalan secara teratur kapan DOC masuk dan kapan ayam di panen, karena hal itu lebih disukai oleh pengepul atau mitra kerja kita daripada hanya sekali panen dalam jumlah banyak. Tapi perlu diingat juga bahwa pengelolaan produksi sangat terkait dengan modal, ketersediaan kandang, jumlah ketersediaan DOC, dan jumlah permintaan ayam siap panen.
Mudah-mudahan uraian di atas dapat menambah pengetahuan kita dalam hal beternak dan menjadikan cara beternak kita lebih baik. 

Memilih Bibit Itik Dalam Usaha Budidaya Secara Semi Intensif


Sebagian peternak menganggap Itik / Bebek petelur yang baik diperoleh dari pemeliharaan sejak day old duck (DOD). Alasannya sejak kecil mereka bisa beradaptasi dengan peternak dan lingkungan. Sebagian lain terpaksa membesarkan DOD karena di daerahnya tidak ada pedagang bibit Itik / Bebek siap telur. Alasan lainnya, membeli DOD, lebih murah ketimbang bibit Itik / Bebek siap telur. Bagi yang bermodal cukup dan ingin segera memproduksi telur tidak ada salahnya memilih bibit siap telur. Metode inilah yang banyak dipilih peternak. Bibit siap telur, secara biologis telah waktunya berproduksi. Umumnya Itik / Bebek bertelur pada umur 6 bulan.

Beberapa jenis Itik / Bebek lokal, seperti Itik / BebekTegal, Mojosari, Magelang, Alabio, dan Bali bisa jadi pilihan. Masing-masing mempunyai kelebihan dan kekurangan. Misalnya, ukuran telur Itik / BebekMagelang besar. Namun, karena postur tubuhnya besar, makannya pun banyak sehingga menambah biaya produksi. Hal ini bisa menjadi pertimbangan.
Paling ideal memilih jenis Itik / Bebek yang sentra bibitnya mendekati lokasi peternakan. Untuk Jawa Barat, dapat memilih Itik / Bebek Tegal. Di Jawa Timur, tersedia Itik / Bebek Mojosari. Peternak bisa datang langsung ke sentra Itik / Bebek tersebut untuk mencari pembibit yang terbaik. Sentra Itik / BebekMojosari ada di Desa Modopuro dan Sumbertanggul, Kecamatan Mojosari, Kabupaten Mojokerto. Selain di Desa Pesurungan Lor, Tegal, Itik / Bebek Tegal menyebar ke Pekalongan, Brebes, Cirebon, Indramayu dan Karawang. Sentra Itik / Bebek magelang antara lain berada di Kecamatan Muntilan. Di sentra itulah bibit DOD atau Itik / Bebek siap telur dipesan.
Bila yang dipilih DOD, hendaknya peternak mempelajari kualitas DOD yang baik. Pertama, perhatikan postur tubuhnya. DOD yang baik berbadan tegap, kaki dan paruhnya besar, serta tidak cacat. "Kadang perutnya besar, yang ini kurang bagus," ujar Suyono spesialis penetas Itik / Bebek Mojosari. Hindari memilih DOD jantan. Ciri-ciri DOD betina berbulu cokelat kemerahan, paruh hitam keputihan, suara nyaring, dan mukanya manis. Sedangkan jantan mempunyai ciri bulu cokelat kehitaman, paruh hitam kelam, suaranya agak serak, dan berwajah angker. Untuk lebih memastikan lihat dan bukalah kloakanya. Bila kedapatan penis, berarti jantan.

Memberi Pakan Ayam Bangkok


Pakan Ayam Jago Bangkok
Pakan ayam jago tidak hanya satu komposisi saja, lebih baik campuran dari berbagai komposisi sehingga kebutuhan gizi & nutrisi pada ayam lebih bagus. Komposisi itu diantaranya Jagung, Kacang Ijo, Beras Abang (Merah), Nasi, Konsentrat (AD1) dan Bekatul (katul). Komposisi tersebut tergantung jenis ayamnya untuk mengkombinasi jumlah prosentase banyaknya. Seumpama ayam pukul, kacang ijo lebih diperbanyak. Kalau ayam jalu, yang diperbanyak Beras Merahnya. Jika komposisi pakan tersebut terlalu banyak bisa dikurangi tergantung pilihan kita. Semua pakan tersebut dicampur dengan air hangat kemudian diremas-remas supaya tercampur rata dan mudah untuk dimakan.
Memiliki ayam bangkok tidak hanya memelihara saja, tapi juga diperhatikan hal-hal penting lainnya misalnya tempat pemeliharaannya (kandang atauumbaran), masalah pakan dankesehatan ayam tersebut.
Untuk masalah pakan merupakan salah satu faktor utama dalam memelihara ayam. Pada pakan, keseimbangannutrisi harus diperhatikan karena sangat berpengaruh besar pada pertumbuhan,stamina dan kemampuan bertarung.Memelihara ayam bangkok tidak seperti memelihara ayam jawa dimanaayam bangkok lebih mudah terserang penyakit meskipun ayam jawa juga bisa terserang penyakit juga. Ayam jawa(wareng misalnya) hanya diumbar di kebon saja sudah bisa hidup dan diberi pakan sisa-sisa.
Makanya para penyayang ayam bangkok selalu memperhatikan menu makanannya. Perhatian pada pakan ayam mulai dari masih anak ayam (kudhok) sampai menjadi ayam jago memiliki kebutuhan pakan yang berbeda dari setiap pertumbuhan.
Saya tertarik membaca artikel soal memberi pakan ayam di teman-teman blog atau teman-teman penghobi ayam bangkok. Saya akan mencoba memberikan pengalaman saya tentang pakan ayam yang mungkin teman-teman blog atau pecinta ayam bangkok lebih tau soal pakan ayam bangkok ini. Pakan yang saya uraikan tentang pakan ayam Jagoan atau yang sudah jago.
Seandainya tidak memakai Kacang Ijo juga tidak apa-apa, karena harganya cukup mahal sekitar enambelas ribu per kilonya. Memang kacang ijo ini sangat bagus untuk pakan tapi coba cari alternatif lain atau untuk sekedar irit kacang hijaunya dikasih sedikit saja. Jagung juga bagus, murah dan kandungan nutrisinya juga tidak kalah dengan kacang ijo. Jagung dapat membantu pertumbuhan bulu baru pada ayam, biasanya digunakan untuk merontokkan bulu ayam yang sudah mau ganti. Porsi jagung ini dilebihkan untuk ayam yang sedang ganti bulu atau mabung (ngebung). Fungsi beras merah adalah untuk mengencangkan otot-otot dan menu diet yang bagus. Pemberian beras merah ini kalu sudah jago atau bisa juga langsung diberikan kepada jenis ayam yang mudah gemuk.
Kegemukan pada ayam akan mengurangi kelincahan, padahal ayam bertarung membutuhkan kelincahan.

Kandungan Nutrisi Pakan yang Dibutuhkan :

  • Protein
    Berfungsi sebagai zat pembangun tubuh. Protein berguna untuk meningkatkan jumlah otot serta daging, sehingga sangat dibutuhkan oleh anak ayam yang sedang tumbuh sampai berumur 6 bulan dan yang sedang dipersiapkan untuk diadu. Untuk menambahkan protein, para pemilik ayam sabung sering menambahkan cincangan daging kambing dalam pakan untuk ayamnya.
  • Lemak
    Zat ini juga dibutuhkan ayam yang sedang tumbuh. Bagi ayam yang akan disabung, lemak tidak terlalu perlu. Ayam sabung justru harus langsing, singset, dan padat tubuhnya. Jika terlalu banyak lemak, ayam akan keberatan badan sehingga mudah lelah atau tidak mapu untuk memukul.
  • Karbohidrat
    Zat ini sangat dibutuhkan oleh ayam sabung untuk menjaga stamina. Stamina ayam memang harus diperhatikan karena harus bertarung beberapa ronde, setiap ronde lamanya 15 menit.
  • Vitamin dan mineral
    Dua zat ini bermanfaat untuk meningkatkan daya tahan tubuh serta kelincahan ayam sewaktu bertarung, meskipun jumlah yang dibutuhkan tidak terlalu banyak, hanya 1-2% dari total ransum. Vitamin dan mineral juga berguna sebagai katalisator dalam proses metabolisme. Pemberian vitamin B kompleks sangat dibutuhkan untuk meningkatkan aktivitas ayam sabung. Kedua unsur tersebut sangat dibutuhkan untuk metabolisme dan pertumbuhan fisik ayam, seperti pertumbuhan tulang, mencegah kelumpuhan, dan menghindarkan kecacatan pada kaki.
  • Air
    Selain pakan, ayam juga membutuhkan air. Air ini antara lain digunakan untuk proses metabolisme. Air juga diperlukan sebagai pelarut. Hampir 60% tubuh ayam terdiri atas air yang juga berguna dalam proses pencernaan, mengatur suhu badan, dan menyeimbangkan atau mengatur berbagai zat di dalam tubuh ayam.
  • Hijauan
    Hijauan merupakan pakan tambahan bagi ayam bangkok. Biasanya hijauan diberikan sejak anak ayam berumur dua bulan. Pakan hijauan berupa kecambah kacang hijau (taoge), kangkung, daun pisang, dan hijauan lainnya yang mengandung air dan tidak memberikan efek racun bagi ayam.
  • Grit
    Grit adalah bahan yang digunakan untuk membantu pencernaan ayam di tembolok, yaitu berupa kulit kerang atau cangkang bekicot. Grit bisa diberikan kepada ayam muda di dalam kandang umbaran. Grit tidak boleh diberikan kepada anak ayam di bawah umur tiga bulan karena akan mengganggu atau melukai pencernaannya.

Burung Kalkun


Kalkun tergolong jenis unggas yang dalam perkembanganya tidak sepesat ayam. Namun, akhir-akhir ini kalkun mulai diperhitungkan untuk diternakkan dengan mulai disajikanya daging kalkun sebagai salah satu menu pada pesta-pesta.


  Di Amerika, ada banyak bangsa kalkun, tetapi yang terpenting ada 5 jenis, sebagai berikut:
  1. Kalkun broad breasted white, merupakan bangsa kalkun yang bulunya berwarna putih. Bobot badan betina antara 6,5-60 butir per musim.
  2. Kalkun broad breasted bronze, karakteristiknya hampir sama dengan kalkun broad breasted white, tetapi mempunyai bronze pada ekor dan sayap.
  3. Kalkun american mammoth bronze, karakteristiknya hampir sama dengan 2 bangsa diatas, tetapi ototnya berwarna putih dengan ukuran badan lebih kecil, bobot betina sekitar 4,5 kg dan jantan sekitar 6,5 kg. Produksi telur tinggi, yaitu 100-120 butir/tahun.
  4. Kalkun belsville, dadanya kurang berkembang.
  5. Kalkun whyte hybrid, merupakan hibrid dari berbagai bangsa yang disilangkan.

Pemilihan bibit kalkun sama dengan ayam ras, yaitu dipilih berdasarkan kemampuan produksi dari tetuanya. Selain itu, seleksi individu berdasarkan morfologinya juga perlu diperhatikan.

Secara umum perkandangan kalkun sama dengan perkandangan ayam. Hanya saja, hal yang perlu diperhatikan bahwa kalkun mempunyai bobot badan yang lebih besar dibandingkan ayam sehingga kepadatan kandang dikurangi. Kebutuhan kepadatan kandang sekitar 0,28-0,47 per ekor pada kalkun umur 8 minggu. Jika kandang yang digunakan berlantai panggung, kekuatan dasar kandang perlu diperhatikan.

Tatalaksana pemeliharaan kalkun sama dengan ayam. Kalkun mulai berproduksi setelah30 minggu dari dewasa kelamin tercapai. Selama 25 minggu, kalkun dapat memproduksi 88-93 butir. Pemberian pakan pada kalkun hampir sama dengan ayam. Kebutuhan protein dalam pakan untuk kalkun masa starter (0-8 minggu) sekitar 26-28%, sedangkan saat grower (8-24 minggu) sekitar 14-22%.

MASAKAN KALKUN

Memilih indukan kenari


Untuk mendapatkan hasil perkawinan burung kenari yang bagus salah satu faktor utamanya adalah memilih burung indukan kenari yang baik, adapun ciri-ciiri dari kenari indukan yang bagus adalah diantaranya:
  • yang sudah cukup umurnya, kenari yang cukup umur biasanya dimulai pada usia 8 bulan, akan berubah struktur perutnya jika telah memasuki masa birahi. Perut membuncit tanpa lemak, bulu disekitar perut menjadi botak, dan perut berwarna merah merupakan beberapa tanda burung kenari betina telah siap kawin.
    Disamping itu, jika tersedia didalam sangkar, burung kenari betina akan membawa sobekan kertas, sejumput barang yang akan dipakai untuk bahan sarang.
  • sehat
  •  matang kelamin
  • dalam kondisi puncak.Kondisi puncak burung kenari jantan biasanya diperlihatkan dengan bernyanyi terus menerus, dan jika melihat burung kenari betina akan memperlihatkan gayanya, seperti bernyanyi kekiri dan kekanan, bahkan ada yang sampai menabrak jeruji sangkar.
apabila kenari indukan yang baik sudah didapat, perlu dilakukan langkah-langkah persiapan dalam mengawinkan kenari-kenari tersebut.


Selain perawatan secara umum terhadap indukan kenari dosis pakanpun perlu ditingkatkan. adapun pakan tambahan yang biasa ditambahkan adalah sayuran seperti sawi putih, sawi hijau dan daun selada, serta buah-buahan seperti apel, mentimun, pear, jeruk, anggur, dan pepaya juga kroto (telur semut), dan telur rebus. Diantara pakan tersebut, telur rebus merupakan pakan yang harus ditingkatkan dosis pemberiannya, yakni setengah butir perhari.

Jenis burung kenari




Sejak pertama kali ditemukan hingga dewasa ini burung kenari telah mengalami perkembangan sehingga terdiri dari beberapa jenis diantaranya :
1. Burung Kenari Satafford
2. Burung Kenari Spanish Timbrado
3. Burung Kenari Water Slager
4. Burung Kenari Scotch Fancy
5. Burung Kenari Holland
6. Burung Kenari Persia ( Persian Canary)
7. Burung Kenari Lancashire
8. Burung Kenari Five Fancy
9. Burung Kenari Lizard
10. Burung Kenari Gloster
11. Burung Kenari Frill
12. Burung Kenari Merah (Red Canary)
13. Burung Kenari Crested
14. Burung Kenari Border
15. Burung Kenari Belgian Fancy
16. Burung Kenari Norwich
17. Burung Kenari YorkShire
18. Burung kenari amerika
19. burung kenari Rusia
20 Burung kenari Roller

                                                           MACAM BURUNG KENARI

 








Sejarah Burung Puyuh



Burung puyuh merupakan jenis burung yang tidak dapat terbang, ukuran tubuh dari burung puyuh ini relatif kecil, burung ini juga mempunyai kaki pendek dan dapat diadu.
Burung puyuh disebut juga Gemak (Bhs. Jawa-Indonesia). Bahasa asingnya disebut “Quail”, burung ini merupakan bangsa burung (liar) yang pertama kali diternakan di Amerika Serikat, tahun 1870. Dan terus dikembangkan ke penjuru dunia.
Burung Puyuh di Indonesia ini  mulai dikenal dan diternak semenjak sekitar akhir tahun 1979. Kini burung puyuh mulai bermunculan di kandang-kandang ternak yang ada di Indonesia.


Teknik Pemeliharaan dan Budidaya Ayam Bangkok


1. Metode Pemeliharaan Anak Ayam Bangkok
Pada pase setelah menetas hingga umur ±4 bulan merupakan pase perkembangan fisik yang sangat penting dalam menujang kemampuan seekor ayam Bangkok untuk memiliki kemampuan maksimal pada saat turun ke gelanggang. Banyak ayam Bangkok yang merupakan keturunan unggul karena kesalahan perawatan pada pase ini maka ayam tersebut tidak bisa memaksimalkan kemampuannya saat turun ke gelanggang, hal terpenting yang harus di perhatikan pada pase ini adalah pemberiaan pakan yang dan gerak yang maksimal.
Berdasarkan sumber dari www.ayamlaga.com
“Anakan ayam sampai dengan umur 4 bulan harus menerima konsumsi pangan yang seimbang baik untuk protein, karbohidrat, mineral, vitamin, dan air. Dalam kebiasaan sehari-hari kami di dalam memelihara ayam bangkok, anakan umur 1-4 bulan akan diberikan pangan yang berupa pakan buatan pabrik yang dicampur dengan susu tepung untuk anak bayi. Komposisi campuran yang kami gunakan adalah 1:5 (Contoh: 1 kg susu dicampur dengan 5kg pakan)”.
Pemberiaan susu tepung sama pentingnya dengan pemberian ASI pada seorang anak manusia, karena zat-zat penting untuk proses pertumbuhan terkandung di dalamnya. Selain kemampuan dalam bertarung, zat-zat tersebut penting dalam membentuk postur tubuh, tulangan, otot, bulu dan bagian tubuh lainnya.
Secara metode, pemelihaaran pasca menetas hingga ± 4 minggu tidak jauh berbeda dengan pemelihaaraan unggas (ayam) jenis lainnya, yaitu :

1. Pemeliharaan Bersama Induk Ayam
Pemeliharaan anak ayam pasca menetas bersama induk biasanya dilakukan untuk mengurangi penggunaan lahan, karena anak ayam disatukan dengan induk tanpa harus menggunakan kandang tambahan. Hal yang harus diperhatikan disini adalah bentuk kandang untuk anak ayam bersama induknya. Tidak seperti kandang untuk ayam dewasa, untuk alas kandang diusahakan lebih rapat dan tidak mendapat aliran udara langsung. Anak ayam yang baru menetas masih dalam kondisi kritis hingga harus terlindungi dari temperature udara luar, cuaca yang tidak stabil dan penyakit, disinilah induk berperan secara naluri untuk melindungi dan menjaga anaknya dari cuaca dan udara yang tidak bersahabat. Anak ayam akan masuk kebagian sayap dan bagian tubuh lainya dari induk untuk menghangatkan diri.
Pada tahap awal ini biasanya ada yang menyatakan bahwa anak ayam usia 1-2 hari hanya membutuhkan air bersih tidak memerlukan makanan karena ada cadangan makanan (kuning telur) yang masih tersisa ditubuhnya akan tetapi kebutuhan makanan tersebut tidak mencukupi. Agar lebih baik makan dan minum disediakan, untuk memaksimalkan penggunaan pakan, pemberian pakan dilakukan sebanyak 5 kali dengan kuantitas tidak terlalu banyak.
2. Dengan Menggunakan Induk Buatan
Metode ini dilakukan untuk meningkatkan produktifitas, sehingga induk ayam dapat cepat bertelur kembali. Metode ini juga dilakukan untuk anak ayam yang menetas dengan menggunakan mesin tetas.  Secara simpel pada dasarnya induk buatan dibuat menyerupai fungsi seekor induk pasca menetas. Seperti yang telah dijelaskan seekor induk akan melindungi anak ayam yang baru menetas dari temperature udara luar, cuaca yang tidak stabil dan penyakit, untuk menggantikan peran induk maka kita harus membuat sebuah kandang yang terlindung dari serangan predator/hama, udara dan cuaca yang buruk.

Budidaya Ayam Pedaging



1. SEJARAH SINGKAT

Ayam ras pedaging disebut juga broiler, yang merupakan jenis ras unggulan hasil persilangan dari bangsa-bangsa ayam yang memiliki daya produktivitas tinggi, terutama dalam memproduksi daging ayam. Sebenarnya ayam broiler ini baru populer di Indonesia sejak tahun 1980-an dimana pemegang kekuasaan mencanangkan panggalakan konsumsi daging ruminansia yang pada saat itu semakin sulit keberadaannya. Hingga kini ayam broiler telah dikenal masyarakat Indonesia dengan berbagai kelebihannya. Hanya 5-6 minggu sudah bisa dipanen. Dengan waktu pemeliharaan yang relatif singkat dan menguntungkan, maka banyak peternak baru serta peternak musiman yang bermunculan diberbagai wilayah Indonesia.

2. SENTRA PERIKANAN

Ayam telah dikembangkan sangat pesat disetiap negara. Di Indonesia usaha ternak ayam pedaging juga sudah dijumpai hampir disetiap propinsi 

3. JENIS

Dengan berbagai macam strain ayam ras pedaging yang telah beredar dipasaran, peternak tidak perlu risau dalam menentukan pilihannya. Sebab semua jenis strain yang telah beredar memiliki daya produktifitas relatif sama.Artinya seandainya terdapat perbedaan, perbedaannya tidak menyolok atau sangat kecil sekali. Dalam menentukan pilihan strain apa yang akan dipelihara, peternak dapat meminta daftar produktifitas atau prestasi bibit yang dijual di Poultry Shoup. Adapun jenis strain ayam ras pedaging yang banyak beredar di pasaran adalah: Super 77, Tegel 70, ISA, Kim cross, Lohman 202, Hyline, Vdett, Missouri, Hubbard, Shaver Starbro, Pilch, Yabro, Goto, Arbor arcres, Tatum, Indian river, Hybro, Cornish, Brahma, Langshans, Hypeco-Broiler, Ross, Marshall”m”, Euribrid, A.A 70, H&N, Sussex, Bromo, CP 707.

4. MANFAAT

Manfaat beternak ayam ras pedaging antara lain, meliputi:
  1. penyediaan kebutuhan protein hewani
  2. pengisi waktu luang dimasa pensiun
  3. pendidikan dan latihan (diklat) keterampilan dikalangan remaja
  4. tabungan di hari tua
  5. mencukupi kebutuhan keluarga (profit motif)
5. PERSYARATAN LOKASI
  1. Lokasi yang cukup jauh dari keramaian/perumahan penduduk.
  2. Lokasi mudah terjangkau dari pusat-pusat pemasaran.
  3. Lokasi terpilih bersifat menetap, artinya tidak mudah terganggu oleh keperluan-keperluan lain selain untuk usaha peternakan.
6. PEDOMAN TEKNIS BUDIDAYA

Sebelum usaha beternak dimulai, seorang peternak wajib memahami 3 (tiga) unsur produksi yaitu: manajemen (pengelolaan usaha peternakan), breeding (pembibitan) dan feeding (makanan ternak/pakan)
  1. Penyiapan Sarana dan Peralatan
    1. Perkandangan
      Sistem perkandangan yang ideal untuk usaha ternak ayam ras meliputi:
      • persyaratan temperatur berkisar antara 32,2-35 derajat C,
      • kelembaban berkisar antara 60-70%, penerangan/pemanasan kandang sesuai dengan aturan yang ada,
      • tata letak kandang agar mendapat sinar matahari pagi dan tidak melawan arah mata angin kencang, model kandang disesuaikan dengan umur ayam,
      • untuk anakan sampai umur 2 minggu atau 1 bulan memakai kandang box, untuk ayam remaja ± 1 bulan sampai 2 atau 3 bulan memakai kandang box yang dibesarkan dan untuk ayam dewasa bisa dengan kandang postal atapun kandang bateray.
      • Untuk kontruksi kandang tidak harus dengan bahan yang mahal, yang penting kuat, bersih dan tahan lama.
    2. Peralatan
      1. Litter (alas lantai)
        Alas lantai/litter harus dalam keadaan kering, maka tidak ada atap yang bocor dan air hujan tidak ada yang masuk walau angin kencang. Tebal litter setinggi 10 cm, bahan litter dipakai campuran dari kulit padi/sekam dengan sedikit kapur dan pasir secukupnya, atau hasi serutan kayu dengan panjang antara 3–5 cm untuk pengganti kulit padi/sekam. 
      2. Indukan atau brooder
        Alat ini berbentuk bundar atau persegi empat dengan areal jangkauan 1-3 m dengan alat pemanas di tengah. Fungsinya seperti induk ayam yang menghangatkan anak ayamnya ketika baru menetas.
      3. Tempat bertengger (bila perlu)
        Tempat bertengger untuk tempat istirahat/tidur, dibuat dekat dinding dan diusahakan kotoran jatuh ke lantai yang mudah dibersihkan dari luar. Dibuat tertutup agar terhindar dari angin dan letaknya lebih rendah dari tempat bertelur.
      4. Tempat makan, minum dan tempat grit
        Tempat makan dan minum harus tersedia cukup, bahannya dari bambu, almunium atau apa saja yang kuat dan tidak bocor juga tidak berkarat. Untuk tempat grit dengan kotak khusus
      5. Alat-alat rutin
        Alat-alat rutin termasuk alat kesehatan ayam seperti: suntikan, gunting operasi, pisau potong operasi kecil, dan lain-lain.
  2. Pembibitan
    Ternak yang dipelihara haruslah memenuhi persyaratan sebagai berikut:
    1. ternak sehat dan tidak cacat pada fisiknya
    2. pertumbuhan dan perkembangannya normal
    3. ternak berasal dari pembibitan yang dikenal keunggulannya.
    4. tidak ada lekatan tinja di duburnya
    1. Pemilihan Bibit dan Calon Induk
      Ada beberapa pedoman teknis untuk memilih bibit/DOC (Day OldChicken)/ayam umur sehari:
      1. Anak ayam (DOC ) berasal dari induk yang sehat.
      2. Bulu tampak halus dan penuh serta baik pertumbuhannya .
      3. Tidak terdapat kecacatan pada tubuhnya.
      4. Anak ayam mempunyak nafsu makan yang baik.
      5. Ukuran badan normal, ukuran berat badan antara 35-40 gram.
      6. Tidak ada letakan tinja diduburnya.
    2. Perawatan Bibit dan Calon Induk
      Dilakukan setiap saat, bila ada gejala kelainan pada ternak supaya segera diberi perhatian secara khusus dan diberikan pengobatan sesuai petunjuk Dinas Peternakan setempat atau dokter hewan yang bertugas di daerah yang bersangkutan.
  3. Pemeliharaan
    1. Pemberian Pakan dan Minuman
      1. Untuk pemberian pakan ayam ras broiler ada 2 (dua) fase yaitu fase starter (umur 0-4 minggu) dan fase finisher (umur 4-6 minggu).
        1. Kualitas dan kuantitas pakan fase starter adalah sebagai berikut:
          • kualitas atau kandungan zat gizi pakan terdiri dari protein 22-24%, lemak 2,5%, serat kasar 4%, Kalsium (Ca) 1%, Phospor (P) 0,7-0,9%, ME 2800-3500 Kcal.
          • kuantitas pakan terbagi/digolongkan menjadi 4 (empat) golongan yaitu minggu pertama (umur 1-7 hari) 17 gram/hari/ekor, minggu kedua (umur 8-14 hari) 43 gram/hari/ekor, minggu ke-3 (umur 15-21 hari) 66 gram/hari/ekor dan minggu ke-4 (umur 22-29 hari) 91 gram/hari/ekor. Jadi jumlah pakan yang dibutuhkan tiap ekor sampai pada umur 4 minggu sebesar 1.520 gram.
        2. Kualitas dan kuantitas pakan fase finisher adalah sebagai berikut:
          • kualitas atau kandungan zat gizi pakan terdiri dari protein 18,1-21,2%; lemak 2,5%, serat kasar 4,5%, kalsium (Ca) 1%, Phospor (P) 0,7-0,9% dan energi (ME) 2900-3400 Kcal.
          • kuantitas pakan terbagi/digolongkan dalam empat golongan umur yaitu: 
            • minggu ke-5 (umur 30-36 hari) 111 gram/hari/ekor,
            • minggu ke-6 (umur 37-43 hari) 129 gram/hari/ekor,
            • minggu ke-7 (umur 44-50 hari) 146 gram/hari/ekor dan
            • minggu ke-8 (umur 51-57 hari) 161 gram/hari/ekor.
              Jadi total jumlah pakan per ekor pada umur 30-57 hari adalah 3.829 gram.
      2. Pemberian minum disesuaikan dangan umur ayam yang dikelompokkan dalam 2 (dua) fase yaitu:
        1. Fase starter (umur 1-29 hari), kebutuhan air minum terbagi lagi pada masing-masing minggu, yaitu minggu ke-1 (1-7 hari) 1,8 lliter/hari/100 ekor; minggu ke-2 (8-14 hari) 3,1 liter/hari/100 ekor, minggu ke-3 (15-21 hari) 4,5 liter/hari/100 ekor dan minggu ke-4 (22-29 hari) 7,7 liter/hari/ekor. Jadi jumlah air minum yang dibutuhkan sampai umur 4 minggu adalah sebanyak 122,6 liter/100 ekor. Pemberian air minum pada hari pertama hendaknya diberi tambahan gula dan obat anti stress kedalam air minumnya. Banyaknya gula yang diberikan adalah 50 gram/liter air.
        2. Fase finisher (umur 30-57 hari), terkelompok dalam masing-masing minggu yaitu minggu ke-5 (30-36 hari) 9,5 liter/hari/100 ekor, minggu ke-6 (37-43 hari) 10,9 liter/hari/100 ekor, minggu ke-7 (44-50 hari) 12,7 liter/hari/100 ekor dan minggu ke-8 (51-57 hari) 14,1 liter/hari/ekor. Jadi total air minum 30-57 hari sebanyak 333,4 liter/hari/ekor.
    2. Pemeliharaan Kandang
      Kebersihan lingkungan kandang (sanitasi) pada areal peternakan merupakan usaha pencegahan penyakit yang paling murah, hanya dibutuhkan tenaga yang ulet/terampil saja. Tindakan preventif dengan memberikan vaksin pada ternak dengan merek dan dosis sesuai catatan pada label yang dari poultry shoup. Agar bangunan kandang dapat berguna secara efektif, maka bangunan kandang perlu dipelihara secara baik yaitu kandang selalu dibersihkan dan dijaga/dicek apabila ada bagian yang rusak supaya segera disulam/diperbaiki kembali. Dengan demikian daya guna kandang bisa maksimal tanpa mengurangi persyaratan kandang bagi ternak yang dipelihara.
7. HAMA DAN PENYAKIT
  1. Penyakit
    1. Berak darah (Coccidiosis)
      Gejala: tinja berdarah dan mencret, nafsu makan kurang, sayap terkulasi, bulu kusam menggigil kedinginan.
      Pengendalian:
      1. menjaga kebersihan lingkungaan, menjaga litter tetap kering;
      2. dengan Tetra Chloine Capsule diberikan melalui mulut; Noxal, Trisula Zuco tablet dilarutkan dalam air minum atau sulfaqui moxaline, amprolium, cxaldayocox.
    2. Tetelo (NCD/New Casstle Diseae)
      Gejala: ayam sulit bernafas, batuk-batuk, bersin, timbul bunyi ngorok, lesu, mata ngantuk, sayap terkulasi, kadang berdarah, tinja encer kehijauan yang spesifik adanya gejala “tortikolis”yaitu kepala memutar-mutar tidak menentu dan lumpuh.
      Pengendalian:
      1. menjaga kebersihan lingkungan dan peralatan yang tercemar virus, binatang vektor penyakit tetelo, ayam yang mati segera dibakar/dibuang;
      2. pisahkan ayam yang sakit, mencegah tamu masuk areal peternakan tanpa baju yang mensucihamakan/ steril serta melakukan vaksinasi NCD. Sampai sekarang belum ada obatnya.
  2. Hama
    1. Tungau (kutuan)
      Gejala: ayam gelisah, sering mematuk-matuk dan mengibas-ngibaskan bulu karena gatal, nafsu makan turun, pucat dan kurus.
      Pengendalian:
      1. sanitasi lingkungan kandang ayam yang baik; pisahkan ayam yang sakit dengan yang sehat;
      2. dengan menggunakan karbonat sevin dengan konsentrasi 0,15% yang encerkan dengan air kemudian semprotkan dengan menggunakan karbonat sevin dengan konsentrasi 0,15% yang encerkan dengan air kemudian semprotkan ketubuh pasien. Dengan fumigasi atau pengasepan menggunakan insektisida yang mudah menguap seperti Nocotine sulfat atau Black leaf 40.
8. PANEN
  1. Hasil Utama
    Untuk usaha ternak ayam pedaging, hasil utamanya adalah berupa daging ayam
  2. Hasil Tambahan
    Usaha ternak ayam broiler (pedaging) adalah berupa tinja atau kotoran kandang dan bulu ayam.
9. PASCAPANEN
  1. Stoving
    Penampungan ayam sebelum dilakukan pemotongan, biasanya ditempatkan di kandang penampungan (Houlding Ground)
  2. Pemotongan
    Pemotongan ayam dilakukan dilehernya, prinsipnya agar darah keluar keseluruhan atau sekitar 2/3 leher terpotong dan ditunggu 1-2 menit. Hal ini agar kualitas daging bagus, tidak mudah tercemar dan mudah busuk.
  3. Pengulitan atau Pencabutan Bulu
    Caranya ayam yang telah dipotong itu dicelupkan ke dalam air panas (51,7- 54,4°C). Lama pencelupan ayam broiler adalah 30 detik. Bulu-bulu yang
    halus dicabut dengan membubuhkan lilin cair atau dibakar dengan nyala api biru.
  4. Pengeluaran Jeroan
    Bagian bawah dubut dipotong sedikit, seluruh isi perut (hati, usus dan ampela) dikeluarkan. Isi perut ini dapat dijual atau diikut sertakan pada daging siap
    dimasak dalam kemasan terpisah.
  5. Pemotongan Karkas
    Kaki dan leher ayam dipotong. Tunggir juga dipotong bila tidak disukai. Setelah semua jeroan sudah dikeluarkan dan karkas telah dicuci bersih, kaki ayam/paha ditekukan dibawah dubur. Kemudian ayam didinginkan dan dikemas.
10. ANALISIS EKONOMI BUDIDAYA
  1. Analisis Usaha Budidaya
    Dasar perhitungan biaya yang dikeluarkan dan pendapatan yang diperoleh dalam analisis ini, antara lain adalah:
    1. jenis ayam yang dipelihara adalah jenis ayam ras pedaging (broiler) dari strain CP.707.
    2. sistem pemeliharaan yang diterapkan dengan cara intensif pada kandang model postal
    3. luas tanah yang digunakan yaitu 200 m 2 dengan nilai harga sewa tanah dalam 1 ha/tahun adalah Rp 1.000.000,-.
    4. kandang terbuat dari kerangka bambu, lantai tanah, dinding terbuat dari bilah-bilah bambu denga alas dinding setinggi 30 cm, terbuat dari batu bata yang plester dan atap menggunakan genting.
    5. ukuran kandang, yaitu tinggi bagian tepinya 2,5 m, lebar kandang 5 m dan lebar bagian tepi kandang 1,5 m.
    6. lokasi peternakan dekat dengan sumber air dan listrik.
    7. menggunakan alat pemanas (brooder) gasolec dengan bahan bakar gas.
    8. penerangan dengan lampu listrik.
    9. umur ayam yaitu dimulai dari bibit yang berumur 1 hari
    10. litter/alas kandang menggunakan sekam padi.
    11. jenis pakan yang diberikan adalah BR-1 untuk anak ayam umur 0-4 minggu dan BR-2 untuk umur 4-6 minggu.
    12. tingkat kematian ayam diasumsikan 6%.
    13. lama masa pemeliharaan yaitu 6 minggu (42 hari).
    14. berat rata-rata per ekor ayam diasumsikan 1,75 kg berat hidup pada saat panen.
    15. harga ayam per kg berat hidup, yaitu diasumsikan Rp 2500,-, walau kisaran harga sampai mencapai Rp 3000,- ditingkat peternak/petani.
    16. ayam dijual pada umur 6 mingu atau 42 hari.
    17. nilai pupuk kandang yaitu Rp 60.000,-.
    18. bunga Bank yaitu 1,5%/bulan
    19. nilai penyusutan kandang diperhitungkan dengan kekuatan masa pakai 6 tahun dan nilai penyusutan peralatan diperhitungkan dengan masa pakai 5
      tahun.
    20. perhitungan analisis biaya ini hanya diperhitungkan sebagai Pedoman dasar, karena nilai/harga sewaktu-waktu dapat mengalami perubahan.
      Adapun rincian biaya produksi dan modal usaha tani adalah sebagai berikut :
      1. Biaya prasarana produksi
        1. Sewa tanah 200 m 2 selama 2 bulan---------------Rp. 20.000,-
        2. Kandang ukuran 20 x 5 m
          • Bambu 180 batang @ Rp 1250,--------------Rp. 225.000,-
          • Semen 4 zak @ Rp 7000,--------------------Rp. 28.000,-
          • Kapur 30 zak @ Rp 6000,-------------------Rp. 18.000,-
          • Genting 2600 bh @ Rp 90,-------------------Rp. 234.000,-
          • Paku reng 5 kg @ Rp 2000,------------------Rp. 10.000,-
          • Paku usuk 7000 kg @ Rp 1800, -------------Rp. 12.600,-
          • Batu bata 1000 buah @ Rp 55,---------------Rp. 55.000,-
          • Pasir 1 truk -----------------------------------Rp. 230.000,-
          • Tali 28 meter @ Rp 5000, --------------------Rp. 14.000,-
          • Tenaga kerja ----------------------------------Rp. 400.000,-
        3. Peralatan
          • Tempat pakan 28 bh @ Rp 5000, ------------ Rp. 140.000,-
          • Tempat minum 32 bh @ Rp 3880, ------------ Rp. 124.000,-
          • Sekop 1 bh ----------------------------------- Rp. 7.000,-
          • Ember 2 bh @ Rp 2000, ---------------------- Rp. 4.000,-
          • Tong bak air 1 bh ----------------------------- Rp. 15.000,-
          • Ciduk 2 bh @ Rp 500, ------------------------ Rp. 1.000,-
          • Tabung gas besar 1 bh ------------------------- Rp. 250.000,-
          • Thermometer 1 bh ----------------------------- Rp. 2.000,-
          • Regulator 1 bh --------------------------------- Rp. 52.500,-
          • Brooder (gasolec) 1 bh ------------------------ Rp. 15.000,-
          • Tali gantung tmp pakan 120 m @Rp 500,- ----- Rp. 60.000,-
            Jumlah biaya prasarana produksi --------------- Rp. 2.052.000,-
      2. Biaya sarana produksi
        1. Bibit DOC 1000 bh @ Rp 900,- -------------------- Rp. 900.000,-
        2. Pakan dan obat-obatan
          • BR-1 31 zak (0-4 minggu) @Rp 36.000, ------- Rp. 1.116.000,-
          • BR-2 34 zak (4-6 mingu) @ Rp 34.000, -------- Rp. 1.156.000,-
          • obat-obatan @ Rp 150,-/ekor ------------------ Rp. 150.000,-
        3. tenaga kerja pelihara 1,5 bln @ Rp 105.000,- -------- Rp. 157.500,-
        4. Lain-lain ---------------------------------------------- Rp. 10.000,-
          • sekam padi alas kandang 1 truk @Rp 60.000,- -- Rp. 60.000,-
          • karung goni bekas 32 kantong @ Rp 300,- ------ Rp. 2.400,-
          • pemakaian listrik selama 0-6 minggu ------------- Rp. 7.000,-
          • pemakaian gas ----------------------------------- Rp. 35.000,-
            Jumlah biaya produksi --------------------------- Rp. 3.583.900,-
      3. Biaya produksi
        1. Sewa tanah 200 m 2 selama 2 bulan ------------------ Rp. 20.000,-
        2. Nilai susut prasarana produksi/2 bln
          • kandang ----------------------------------------- Rp. 51.109,-
          • Peralatan Rp 805.660,- : 30 --------------------- Rp. 26.856,-
        3. Bibit DOC 1000 ekor --------------------------------- Rp. 900.000,-
        4. Pakan dan obat-obatan -------------------------------- Rp. 2.422.000,-
        5. Tenaga kerja ------------------------------------------- Rp. 157.500,-
        6. lain-lain ------------------------------------------------ Rp. 104.400,-
        7. Bunga modal 1,5% per bulan --------------------------- Rp. 84.543,-
        8. Bulan modal 1,5 bulan --------------------------------- Rp. 126.815,-
          Jumlah biaya produksi ---------------------------------- Rp. 3.808.680,-
      4. Pendapatan
        1. Total produksi 1000X94%X1,75 kg X Rp 2500,- ----- Rp. 4.112.500,-
        2. Nilai Pupuk kandang ----------------------------------- Rp. 60.000,-
        3. Jumlah pendapatan ------------------------------------- Rp. 4.172.500,-
        4. Keuntungan -------------------------------------------- Rp. 363.820,-
      5. Parameter kelayakan usaha
        1. BEP Volume Produksi = 870 ekor
        2. BEP Harga Produksi Rp. 3.316.000,-
        3. B/C Ratio = 1,09
        4. ROI = 6,45 %
        5. Rasio keuntungan terhadap pendapatan = 8,71 %
        6. Tingkat pengembalian modal = 2,6 th.
  2. Gambaran Peluang Agribisnis
    Prospek agribisnis peternakan untuk ternak ayam broiler cukup baik dimana permintaan pasar selalu meningkat, sejalan dengan kesadaran masyarakat akan pentingnya gizi hewani. Produksi ternak ayam broiler saat ini berkembang dengan pesat dan peluang pasar yang bisa dihandalkan.
11. DAFTAR PUSTAKA
  1. Muhammad Rasyaf, Dr.,Ir. Beternak Ayam Pedaging. Penerbit Penebar Swadaya (anggota IKAPI) Jakarta.
  2. Cahyono, Bambang, Ir.1995. Cara Meningkatkan Budidaya Ayam Ras Pedaging (Broiler). Penerbit Pustaka Nusatama Yogyakarta.